Seberapa tangguhkah diri kita?
Seberapa hebatkah kita?
Seberapa lamakah ketangguhan dan kehebatan kita akan bertahan ?
Perhatikanlah akhir dari sebuah perjuangan sang pekerja keras yang sendirian!
Perhatikanlah akhir dari sebuah perusahaan yang dikelola sendirian!
Perhatikanlah akhir sebuah bisnis yang hanya dikerjakan sendirian!
Perhatikanlah akhir dari sebuah organisasi yang hanya memiliki orang cerdas sendirian.
Adakah bisnis yang tidak tumbang ketika orang yang menjadi 'tameng' dan 'nyawa' penggerak bisnis itu perlahan - lahan lemah dan kemudian mati?
kalaupun ada itu mungkin hanya sedikit dan mungkin dalam keadaan beruntung.
Banyak contoh dalam kehidupan sehari - hari, lihatlah keluarga kita, keluarga dekat kita atau tetangga kita. Mungkin ada sebuah keluarga berpendidikan sukses ternyata hancur seketika gara - gara anaknya bertindak diluar norma. Sebuah keluarga tersingkir dari kehidupan masyarakat akibat tindakan anak yang nista.
Jika kita jeli bahwa ternyata hidup itu berpindah, maka akan tampak sebuah hakikat dari hidup ini.
Apa yang berpindah?
Memindahkan misi dan visi kehidupan agar tetap bisa berkelanjutan.
Sebuah kapal kehidupan yang dibangun dan dipimpin oleh seorang pelaut yang kemudian berperan sebagai nahkoda akan mampu mengantarkan ke tujuan akhir melalui pahit manisnya perjuangan melawan ganasnya ombak lautan kehidupan. Sekarang bayangkan apa yang akan terjadi jika perahu itu tidak ada yang mengendalikan lagi? tidak ada orang yang bisa mengemudikan? tidak ada yang bisa menggantikan peran sang nahkoda?
Mungkin hanya gelombang dan angin saja yang hanya berperan menggerakan perahu itu tanpa tujuan yang jelas. Dan cerita pengembaraan sebuah perahu kehidupan itu segera berakhir dan musnah tenggelam dimakan ombak.
Ada banyak hikmah jika kita mau dengan sengaja memperhatikan apa saja yang ada disekitar kita.
Perhatikan bagaiman manusia itu tetap ada dengan lahirnya bayi - bayi yang baru kemudian tumbuh dewasa dan kemudian memiliki keturunan kembali. Sekarang perhatikan juga diri kita yang terus tumbuh dan berkembang. Sel dalam tubuh kita menjalankan sebuah proses regenerasi menggantikan yang mati dengan membelah diri untuk mempertahankan fungsi organ.
Apakah kehidupan micro dalam tubuh kita ini tidak menginspirasi diri kita untuk selalu melakukan proses KADERISASI 'MEMBELAH DIRI' sehingga visi dan misi kehidupan kita akan tetap berjalan meski kita sudah tidak eksis lagi dan pasti mati.
Tubuh ini mengajarkan hikmah yang besar. Sayang kita lebih sibuk dengan ketidakpuasan akan apa yang dititipkan-Nya kepada kita.
Terkadang kita merasa rugi berbagi dan mengjarkan ilmu kepada orang lain hanya karena takut tersaingi ! padahal itulah sebagian dari cara 'MEMBELAH DIRI'
Seberapa hebatkah kita?
Seberapa lamakah ketangguhan dan kehebatan kita akan bertahan ?
Perhatikanlah akhir dari sebuah perjuangan sang pekerja keras yang sendirian!
Perhatikanlah akhir dari sebuah perusahaan yang dikelola sendirian!
Perhatikanlah akhir sebuah bisnis yang hanya dikerjakan sendirian!
Perhatikanlah akhir dari sebuah organisasi yang hanya memiliki orang cerdas sendirian.
Adakah bisnis yang tidak tumbang ketika orang yang menjadi 'tameng' dan 'nyawa' penggerak bisnis itu perlahan - lahan lemah dan kemudian mati?
kalaupun ada itu mungkin hanya sedikit dan mungkin dalam keadaan beruntung.
Banyak contoh dalam kehidupan sehari - hari, lihatlah keluarga kita, keluarga dekat kita atau tetangga kita. Mungkin ada sebuah keluarga berpendidikan sukses ternyata hancur seketika gara - gara anaknya bertindak diluar norma. Sebuah keluarga tersingkir dari kehidupan masyarakat akibat tindakan anak yang nista.
Jika kita jeli bahwa ternyata hidup itu berpindah, maka akan tampak sebuah hakikat dari hidup ini.
Apa yang berpindah?
Memindahkan misi dan visi kehidupan agar tetap bisa berkelanjutan.
Sebuah kapal kehidupan yang dibangun dan dipimpin oleh seorang pelaut yang kemudian berperan sebagai nahkoda akan mampu mengantarkan ke tujuan akhir melalui pahit manisnya perjuangan melawan ganasnya ombak lautan kehidupan. Sekarang bayangkan apa yang akan terjadi jika perahu itu tidak ada yang mengendalikan lagi? tidak ada orang yang bisa mengemudikan? tidak ada yang bisa menggantikan peran sang nahkoda?
Mungkin hanya gelombang dan angin saja yang hanya berperan menggerakan perahu itu tanpa tujuan yang jelas. Dan cerita pengembaraan sebuah perahu kehidupan itu segera berakhir dan musnah tenggelam dimakan ombak.
Ada banyak hikmah jika kita mau dengan sengaja memperhatikan apa saja yang ada disekitar kita.
Perhatikan bagaiman manusia itu tetap ada dengan lahirnya bayi - bayi yang baru kemudian tumbuh dewasa dan kemudian memiliki keturunan kembali. Sekarang perhatikan juga diri kita yang terus tumbuh dan berkembang. Sel dalam tubuh kita menjalankan sebuah proses regenerasi menggantikan yang mati dengan membelah diri untuk mempertahankan fungsi organ.
Apakah kehidupan micro dalam tubuh kita ini tidak menginspirasi diri kita untuk selalu melakukan proses KADERISASI 'MEMBELAH DIRI' sehingga visi dan misi kehidupan kita akan tetap berjalan meski kita sudah tidak eksis lagi dan pasti mati.
Tubuh ini mengajarkan hikmah yang besar. Sayang kita lebih sibuk dengan ketidakpuasan akan apa yang dititipkan-Nya kepada kita.
Terkadang kita merasa rugi berbagi dan mengjarkan ilmu kepada orang lain hanya karena takut tersaingi ! padahal itulah sebagian dari cara 'MEMBELAH DIRI'