Siapa yang tidak ingin bahagia ?
Siapa yang ingin menderita ?
Belum pernah menemukan seorangpun yang mengatakan 'Saya!' atas pertanyaan tersebut.
Sudah menjadi fitrah manusia, sebuah signal yang senantiasa mendengungkan hanya yang baik - baik saja yang diinginkan manusia.
Realitasnya, manusia hidup didunia dihadapkan pada kejadian yang manusia hanya bisa menyebutnya kebahgiaan dan penderitaan.
Lalu bentuknya penderitaan itu apa?
Kebahagiaan itu seperti apa?
Pertanyaan sepele yang jawabannya kadang sulit dan sering diremehkan sehingga ada yang secara mendalam mendefinisikannya ada yang secara serampangan dalam mendefinisikannya.
Dunia sebagai tempat hidup menyuguhkan segala fasilitas yang menyenangkan. Harta, wanita, tahta atau jabatan telah menjadi fokus utama dalam pedasnya perjuangan menjalani hidup.
Namun apa ujung dari segala pernak pernik hidup ini?
Jawananya adalah mati, pasti mati.
Dimanakah sebenarnya letak kebahagiaan dan penderitaan?
Apakah di dalam rumah mewah, kantor yang megah, kendaraan yang wah, wanita cantik, pria tampan, keturunan yang kaya raya, kecerdasan diri, jabatan yang tinggi?
Tidak !
Jawabannya adalah hati. Bahagia itu hati yang merdeka, bahagia itu hati yang bebas dari belenggu ketergantungan pada dunia. Siapapun yang menderita adalah mereka yang takut kehilangan dunia. Padahal dunia adalah makhluk fana seperti manusia yang akan mati dan pasti mati.
Kemanakah kita setelah kematian tiba?
Inilah sebenarnya yang harus menjadi fokus perhatian sebagai calon penghuni kubur.
Patutnya menjadi motivasi dan inspirasi saat menjalani puasa ini. Mengapa menjadi kuat untuk tidak makan, tidak minum? Memang jawabannya sederhana dan sifatnya humor tapi ini sebuah inspirasi. Mereka kuat berpuasa karena mereka yakin maghrib pasti datang...:)
Begitupun dengan hidup ini, tidak perlu ada keluh kesah menderita tentang apa yang menimpa diri bila manusia bisa tahu dan yakin tentang hakikat hidup dan tujuan akhirnya. Untuk mencapai derajat ini memang butuh perjuangan dan ilmu.
Mati adalah gerbang menuju titik akhir. Ingatlah mati dan dobraklah belenggu yang selama ini menyelimuti hati yang membuat jiwa menjadi penghamba dunia yang pasti mati. Dengan mengingat mati kita akan tahu bahwa kita bukan apa - apa.
Luruslah berjuang menjalani hidup tanpa terbebani apapun.
Ingatlah ! kematian tidak pernah lupa untuk datang kepada kita meskipun kita melupakannya ....
0 comments:
Post a Comment